Laporan-laporan ekonomi makro yang sangat lemah dari Amerika Serikat tidak mencegah mata uang AS dari penyesuaian di seluruh pasar. Indeks dolar bergerak menjauhi titik minimum lokal, mencerminkan peningkatan minat para trader dolar. Penyebab pertumbuhan dolar adalah komentar para perwakilan the Fed, yang meningkatkan kekhawatiran para investor mengenai penurunan suku bunga yang agresif. Namun, pergerakan harga ini harus diperhatikan dengan hati-hati terlepas dari pulihnya mata uang Amerika. Pasar sebentulnya mengabaikan laporan makro kemarin, meski laporan tersebut memberikan sinyal tren yang cukup mengkhawatirkan.
Pertama, kami tengah membahas indikator kepercayaan konsumen di AS. Berlawanan dengan prakiraan pertumbuhan menjadi 132 poin, indikator ini turun menjadi 121,5 poin, yang merupakan tingkat pertumbuhan terlemah sejak September tahun lalu. Selain itu, menurut para ahli, ini adalah penurunan bulanan terkuat indeks selama empat tahun terakhir yang menunjukkan penurunan satu kali selama hampir 10 poin. Menurut analis, ini adalah tanggapan warga Amerika terhadap tindakan Presiden AS Donald Trump, yang tidak hanya memperburuk hubungan dengan China bulan lalu, namun juga memulai konflik dagang dengan Meksiko dan India. Meskipun dua negara terakhir tidak memperburuk konflik, penduduk Amerika Serikat masih menanggapi meningkatnya ketidakpastian.
Di sini perlu diingat kembali laporan Non-pertanian, yang menunjukkan perlambatan pasar tenaga kerja. Bulan lalu, hanya 76 ribu lapangan kerja diciptakan, sedangkan sebelumnya angka ini berkisar antara 170 hingga 330 ribu (khususnya, pada bulan April perekonomian Amerika menciptakan 225 ribu lapangan kerja). Tingkat pengangguran masih tetap pada nilai terendah, namun indikator ini adalah indikator ekonomi "tertinggal". Oleh karena itu, fakta ini berfungsi sebagai pelipur lara yang lemah untuk dolar. Selain itu, terdapat pertumbuhan upah rata-rata per jam yang sangat lemah, mengingat tingkat pengangguran ini. Semua ini tercermin dalam dinamika inflasi.
Dengan demikian, inflasi inti pada bulan Mei dengan indeks harga konsumen, tidak termasuk harga makanan dan energi, tetap pada level 0,1% dalam skala bulanan. Indikator telah dirilis pada level ini selama empat bulan terakhir. Dalam skala tahunan, indeks sebesar dua persen, meskipun para ahli memperkirakan pertumbuhan menjadi 2,1%. Indeks turun ke bawah nilai ini hanya pada bulan Februari tahun lalu. Indeks harga konsumen umum juga berada di "zona merah", baik dalam skala tahunan maupun bulanan. Sementara itu, indeks harga konsumen naik pada bulan Mei dengan hanya 0,1% m / m dan 1,8% y / y, sementara para analis mengharapkan untuk melihat CPI masing-masing di level 0,2% dan 1,9%.
Indikator lain menunjukkan perlambatan ekonomi AS, misalnya, di pasar perumahan. Pada akhir bulan lalu, penjualan bangunan baru di Amerika turun hampir 8%. Angka yang dirilis kemarin menunjukkan penurunan selama dua bulan berturut-turut pada April karena penjualan rumah baru turun 3%. Perlu dicatat bahwa para ahli memprediksi pertumbuhan indikator pada bulan April dan Mei, namun angka riil tidak sesuai dengan harapan para analis. Dinamika ini juga disebabkan oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Kenaikan pajak atas barang-baran China menyebabkan peningkatan real estate secara umum sementara daya beli penduduk Amerika turun. Jelas, perlambatan ekonomi AS lebih lanjut akan semakin membatasi permintaan bangunan baru, mengurangi kinerja pasar perumahan.
Kemarin, diketahui penurunan indikator ekonomi makro lainnya, terutama indeks aktivitas bisnis di sektor manufaktur Richmond Federal Reserve Bank berdasarkan survei perusahaan manufaktur di wilayah tersebut. Ini adalah indikator sekunder, namun dinamika indeks ini terlihat signifikan dengan latar belakang pelambatan indikator utama. Setelah nilai maksimum 19 poin pada Februari, indeks ini melambat menjadi tiga poin pada Juni. Struktur indikator menunjukkan bahwa komponen pekerjaan rata-rata selama minggu kerja dan komponen upah mengalami penurunan paling kuat. Dengan kata lain, komponen inflasi melambat terlebih dulu, yang secara tidak langsung memengaruhi tingkat inflasi keseluruhan di negara tersebut.
Meskipun ada "banyak" sinyal mengkhawatirkan, pasar kemarin memilih untuk fokus pada pernyataan James Bullard dan Jerome Powell. Kepala The Fed mengatakan regulator Amerika tersebut masih mempertimbangkan apakah akan menurunkan suku bunga atau tidak. Mengingat fakta bahwa pasar menilai kemungkinan langkah tersebut sebesar 100%, keraguan ini telah memberikan dukungan signifikan terhadap mata uang AS. Diikuti oleh Powell, James Bullard, yang terkenal dengan posisi"dovish"nya, juga berpidato bahwa pemangkasan suku bunga satu kali sebanyak 50 basis poin adalah "kegagalan". Menurutnya, skenario ini tidak mungkin terwujud. Meskipun, ia mengatakan penurunan suku bunga "standar" sebesar 25 bp adalah langkah yang masuk akal.
Dengan demikian, setelah pidato kemarin oleh Ketua Fed, para trader kembali ragu regulator Amerika akan menurunkan suku bunga pada rapat berikutnya. Fakta ini memberi kekuatan bagi dolar, termasuk dengan pasangan utama bersama euro. Menurut pendapat saya, ini adalah fenomena sementara karena perlambatan indikator utama ekonomi Amerika "tidak dapat disembunyikan di bawah karpet", secara kiasan. Oleh karena itu, penguatan sementara dolar harus diperlakukan dengan hati-hati, meskipun harga dapat naik dalam waktu dekat sebelum pembentukan angka ke-13 bersamaan dengan euro / dolar.
